Dero.desa.id - Tradisi “Tedhak Siten” merupakan tradisi yang berasal dari jawa untuk bayi yang berusia tujuh atau delapan bulan. Tradisi ini masih melekat erat dalam masyarakat jawa sehingga sampai saat ini masih sering ditemui masyarakat yang mengadakan tradisi ini. Tedhak siten biasa disebut dengan upacara atau peringatan turun tanah. Hal ini sesuai dengan arti dari kata “Tedhak” yang berarti turun dan “siten” yang berasal dari kata “siti” yang artinya tanah.
Bagi leluhur, tradisi ini merupakan bentuk penghormatan kepada bumi yang menjadi tempat anak untuk belajar menginjakkan kaki di tanah. Dalam serangkaian acara ini, biasanya diisi dengan doa bersama dan makan makanan tradisional. Akan tetapi, biasanya pelaksanaan tradisi ini berbea-beda pada tiap daerah. Namun, memiliki tujuan yang sama.
Kamis , 13 Januari 2023 telah dilaksanakan tradisi tedhak siten di Dusun Dero Lor, Desa Dero Kecamatan Bringin. Acara ini diselenggarakan oleh pasangan suami istri yaitu Muhammad Rofiuddin dan Dhesita Ardiyanti. Acara yang diselenggarakan ini bersifat tradisional sesuai kebiasaan turun-temurun. Dalam acara ini diikuti oleh tetangga, saudara dan anak-anak kecil yang berada disekitar tempat tinggal Muhammad Rofiuddin.
Adapun peralatan yang digunakan untuk melaksanakan tradisi untuk anak dari Muhammad Rofiuddin dan Dhesita Ardiyanti yaitu mainan, uang, alat tulis, buku iqro dan masih banyak lagi. Benda-benda tersebut ditata dan si anak nantinya akan diletakkan disamping benda-benda tersebut. Benda yang pertama kali dipegang oleh si anak dipercaya akan menggambarkan masa depan anak tersebut. akan tetapi, hal tersebut adalah kepercayaan adat yang boleh dipercaya atau tidak. Jadi, semuanya kembali lagi ke diri masing-masing.
“Alasan saya dan suami tetap mengadakan tradisi ini yaitu untuk melestarikan budaya Jawa khususnya agar tidak mati. Selain itu, tradisi seperti ini sebenarnya bersifat turun-temurun sehingga sulit untuk ditinggalkan” tutur Dhesita Ardiyanti.
Di Desa Dero khususnya dan umumnya di wilayah Kecamatan Bringin tradisi ini sudah jarang ditemukan dan terkadang dalam pelaksanaanya sedikit berbeda karena disesuaikan dengan pemilik acara. Semoga dengan cara ini, budaya dan kearifan lokal yang ada di Indonesia tetap terjaga dan tetap lestari.
Baca Juga Berita Sebelumnya:
wong mu |
---|
14 Januari 2023 15:22:28 PEMDES DERO JOSSSSSHHHTTTT POKOK'E... |