Dero.desa.id - Tradisi tingkeban atau mitoni merupakan salah satu tradisi daur kehidupan manusia dalam selametan kehamilan untuk kandungan pertama yang memasuki usia tujuh bulan. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan mendoakan bayi yang dikandung agar terlahir dengan normal, lancar, dan dijauhkan dari berbagai kekurangan dan berbagai bahaya.
Di Jawa, tradisi tingkeban juga dikenal dengan sebutan mitoni yang berasal dari kata pitu yang berarti tujuh. Kata pitu atau tujuh mengandung doa dan harapan. Semoga kehamilan ini mendapat pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa, bayi yang dikandung selamat, calon ibu yang mengandung selalu diberikan kesehatan dan keselamatan dalam proses persalinan.
Tradisi Tingkeban di Desa Dero
Tradisi tingkeban masih dilestarikan oleh masyarakat Desa Dero, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi. Pada Kamis (7/11) malam, Supardi melaksanakan tingkeban putrinya yang baru menikah setahun yang lalu.
Saat ditemui Tim Dero.desa.id, Supardi mengatakan, tradisi tingkeban merupakan tradisi turun-temurun yang masih dilestarikan oleh masyarakat Jawa.
"Tradisi ini bertujuan untuk mendoakan keselamatan bayi yang dikandung dan ibu hamil," kata Supardi.
Ia menjelaskan, rangkaian acara tingkeban terdiri dari beberapa kegiatan, di antaranya:
Supardi menambahkan, tingkeban merupakan momen penting bagi keluarga, terutama bagi ibu hamil.
"Kami berharap, putri kami bisa melahirkan dengan lancar dan selamat," harap Supardi.
Suparman sedang memimpin acara selamatan
Hal senada juga disampaikan, Suparman, sesepuh dusun Tegal duwur yang juga memimpin acara tingkeban tersebut. Ia mengatakan,
"Tingkeban merupakan tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Jawa. Tradisi ini merupakan wujud permohonan kepada Sang Pencipta agar sang ibu yang sedang mengandung diberi keselamatan saat proses mengandung dan melahirkan calon bayi. Begitu juga bayi diharapkan dapat tetap sehat, selamat, hingga lahir ke dunia," kata Suparman.
Ia menambahkan, tradisi tingkeban biasanya dilakukan hanya sekali untuk anak pertama, sehingga pada kehamilan anak kedua, ketiga, dan seterusnya, tidak perlu dilakukan.
Tradisi tingkeban merupakan salah satu bentuk budaya Jawa yang masih dilestarikan hingga saat ini. Tradisi ini mengandung nilai-nilai positif, seperti doa dan harapan untuk keselamatan bayi dan ibu hamil.
Baca Juga Berita Sebelumnya: