Dero.desa.id - Sepekan setelah menyelesaikan penanaman padi untuk masa tanam kedua, para petani di Desa Dero, Ngawi, Jawa Timur, dihadapkan pada serangan tikus yang mengancam tanaman padi mereka. Untuk mengatasi hal ini, para petani secara mandiri melakukan gropyokan tikus dengan pengasapan.
Gropyokan tikus merupakan kegiatan masyarakat Desa Dero untuk membasmi hama tikus di sawah. Pada pelaksanaan kali ini, para petani menggunakan alat tradisional dan alat emposan yang berbentuk seperti knalpot. Alat tersebut terdiri dari sebuah alat sederhana yang mirip dengan fogging. Isinya terdiri dari bubuk belerang, jerami kering, atau areng yang kemudian dibakar.
Asap yang dihasilkan dari pembakaran tersebut kemudian dimasukkan ke dalam lubang rumah tikus sawah dan ditutup dengan tanah. Dalam waktu singkat, tikus-tikus baik induk maupun anakannya mati.
Suwanto, salah satu petani Desa Dero, mengatakan bahwa kegiatan gropyokan tikus ini merupakan langkah strategis untuk mengurangi populasi tikus yang merusak hasil pertanian. "Kami melaksanakan gropyokan tikus sebagai upaya pengendalian yang aman dan efektif. Metode ini telah digunakan secara turun temurun oleh masyarakat lokal, dan hasilnya terbukti sangat efektif," kata Suwanto.
Hal senada juga disampaikan oleh Jamin, petani Desa Dero lainnya. Jamin mengungkapkan bahwa gropyokan tikus ini dilakukan secara rutin setiap musim tanam padi. "Biasanya kami lakukan dua kali, yaitu setelah satu minggu tanam dan satu bulan tanam," Ujarnya
Jamin menambahkan bahwa gropyokan tikus ini tidak hanya efektif membasmi tikus, tetapi juga aman bagi lingkungan. "Asap yang dihasilkan dari pembakaran bahan-bahan alami tidak berbahaya bagi tanaman padi," jelasnya.
Para petani Desa Dero berharap dengan kegiatan gropyokan tikus ini, mereka dapat menyelamatkan hasil panen padi mereka dari serangan tikus.
Baca Juga Berita Sebelumnya: