Dero.desa.id - Di tengah gemuruh musik modern yang membanjiri telinga generasi muda, sebuah warisan budaya Islam tetap kokoh berdiri, melantunkan syahdu shalawat Nabi. Dialah Hadroh, kesenian religi yang memadukan alunan musik tradisional dengan vokal merdu dan gerakan khas, membawa pesan-pesan keagamaan dengan cara yang memikat hati.
Di pelosok Desa Dero, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, tepatnya di Dusun Tegal Duwur, alunan Hadroh menggema di malam pernikahan putri Bapak Suwar. Jum'at (04/04) malam. Grup seni Hadroh setempat, dengan rebana, tifa, bass, tam/tum, dan keplak di tangan, memeriahkan suasana dengan lantunan shalawat yang khusyuk.
Suparmin Adi Putra Sadana, pengasuh grup Hadroh tersebut, mengungkapkan bahwa kesenian ini bukan sekadar hiburan, melainkan juga sarana dakwah yang efektif. "Hadroh mampu menyampaikan pesan-pesan agama kepada masyarakat dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami," ujarnya. Lebih dari itu, Hadroh juga mempererat silaturahmi antarumat Islam, menciptakan kebersamaan dalam lantunan pujian kepada Nabi.
Namun, di era modern ini, Hadroh menghadapi tantangan berat. Generasi muda, yang lebih akrab dengan musik modern, mulai melupakan warisan budaya ini. Suparmin dan para penggiat Hadroh lainnya tak tinggal diam. Mereka terus berupaya mengenalkan kesenian ini kepada generasi muda, menggelar pertunjukan di berbagai acara, dan mengedukasi tentang nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
Di tengah kekhawatiran akan terkikisnya budaya tradisional, Hadroh hadir sebagai secercah harapan. Kesenian ini membuktikan bahwa warisan budaya Islam mampu bertahan dan relevan di tengah arus modernisasi. Hadroh bukan sekadar lantunan musik, tetapi juga identitas budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.
Sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia, Hadroh memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi. Kesenian ini menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini, menghubungkan generasi muda dengan akar budaya mereka. Mari kita bersama-sama menjaga dan melestarikan Hadroh, agar lantunan syahdunya terus menggema di bumi pertiwi, menjadi warisan budaya yang tak lekang oleh waktu.
Baca Juga Berita Sebelumnya: