Dero.desa.id - Di balik gemerlapnya pembangunan kota dan desa, tersembunyi sebuah realitas yang seringkali terlupakan: pengabdian tanpa batas dari para perangkat desa. Mereka adalah pilar-pilar utama pemerintahan di tingkat paling dasar, sosok-sosok yang bekerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu, demi melayani masyarakat dengan sepenuh hati.
"Sejuta asa" bukan sekadar ungkapan, melainkan representasi dari harapan dan impian para perangkat desa di seluruh penjuru negeri. Mereka mendambakan pengakuan atas dedikasi dan kerja keras mereka, yang selama ini seringkali terabaikan. Lebih dari sekadar ucapan terima kasih, mereka menginginkan kesejahteraan yang layak, sesuai dengan tanggung jawab yang mereka emban.
Perangkat desa adalah garda terdepan dalam pelayanan publik di desa. Mereka adalah tempat masyarakat mencari solusi atas berbagai persoalan, mulai dari urusan administrasi kependudukan, penyaluran bantuan sosial, program bedah rumah, pembangunan infrastruktur desa, pengelolaan keuangan desa, penanganan masalah sosial, sektor pertanian, olah raga dan kepemudaan, keagamaan, tradisi dan kearifan lokal desa hingga penanggulangan bencana. Mereka adalah saksi bisu dari suka duka kehidupan masyarakat desa.
Namun, di balik pengabdian yang tak kenal lelah, tersembunyi segudang permasalahan. Status kepegawaian yang sampai saat ini belum jelas, kesejahteraan yang jauh dari kata memadai, dan beban kerja yang tak mengenal waktu, menjadi tantangan yang harus mereka hadapi setiap hari.
Organisasi Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) 2006 hadir sebagai wadah untuk memperjuangkan hak dan kesejahteraan perangkat desa. Melalui PPDI, mereka menyuarakan "sejuta asa" mereka kepada pemerintah. Mereka menuntut pengakuan status yang setara dengan Aparatur Sipil Negara (ASN), kesejahteraan yang layak, hak atas gaji ke-13 dan Tunjangan Hari Raya (THR), perlindungan hukum yang jelas, serta uang pensiun bila mana purna tugas. "Seragam kami sudah seperti ASN, namun status dan kesejahteraan kami jauh berbeda,"
"Kami bukan sekadar pekerja, kami adalah pelayan masyarakat. Kami berharap, Pemerintah pusat dapat mendengar 'sejuta asa' kami dan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap kesejahteraan kami,"
"Sejuta asa" perangkat desa adalah cerminan dari harapan akan masa depan yang lebih baik. Mereka ingin agar pengabdian mereka dihargai, sehingga mereka dapat bekerja dengan lebih tenang dan fokus dalam melayani masyarakat. Kisah perjuangan perangkat desa adalah kisah tentang pengabdian, harapan, dan perjuangan untuk meraih keadilan. Ini adalah kisah tentang "sejuta asa" yang layak untuk didengar dan diperjuangkan. ( By : Wo Thekle)
Baca Juga Berita Sebelumnya: