Dero.desa.id - Tari Sufi, tarian sufistik yang berasal dari Timur Tengah, kini semakin populer di Indonesia. Tarian ini sarat makna dan memiliki filosofi yang mendalam.
Tari Sufi pertama kali dicetuskan oleh seorang filsuf sekaligus penyair, Mawlana Jalaludin Rumi. Konon, tarian ini lahir dari kesedihan Rumi atas meninggalnya sang guru, Syamsudin Tabriz. Rumi mengekspresikan kesedihannya dengan berputar berjam-jam.
Di Indonesia, Tari Sufi mulai diperkenalkan pada awal abad ke-20. Tarian ini kemudian mulai berkembang pesat di kalangan masyarakat Muslim, terutama di Jawa.
Salah seorang penari Sufi di Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi adalah Fajar Fatur Arri Riski. Pemuda asal Desa Dero, Jawa Timur, ini telah menekuni Tari Sufi sejak tahun 2019.
Pada Minggu (10/9/2023), Fajar tampil mengiringi musik gambus di kediaman bapak Ahmad Basori, Dusun Karangpoh Desa Sidorejo kecamatan Karangjati kabupaten Ngawi yang menikahkan putrinya.
Saat ditemui Tim Dero.desa.id, Fajar mengaku tertarik dengan Tari Sufi karena tarian ini sarat makna. Menurutnya, Tari Sufi tidak hanya sekadar memutar badan, tetapi juga sebagai sarana untuk melatih konsentrasi, ketenangan, dan kesabaran.
"Saat berputar itu tidak cuma memutar, tapi penari itu juga sedang dzikir," Ujarnya .
Fajar juga mengatakan bahwa Tari Sufi dapat menjadi media untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Meski terlihat mudah, nyatanya memainkan Tari Sufi tidak sederhana. Perlu fisik yang kuat dan kesabaran tinggi.
"Awal-awal tentu pusing, tapi lama-lama tidak," jelas Fajar.
Fajar menjelaskan, kunci agar tidak pusing adalah konsentrasi. Namun lebih baik justru dengan kondisi mata terbuka. Mata hanya tertuju pada satu titik, biasanya jari tangan.
Saat ini, Tari Sufi telah menjadi bagian dari budaya Indonesia. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara, baik acara keagamaan maupun acara budaya.
Tari Sufi menjadi bukti bahwa budaya Islam dapat bersinergi dengan budaya lokal. Tarian ini juga menjadi sarana untuk mengenalkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat luas.
Baca Juga Berita Sebelumnya: