Dero.desa.id – Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) bukan hanya identik dengan pencak silat dan ketangkasan bela diri. Lebih dari itu, organisasi ini juga menanamkan nilai kepedulian sosial dan cinta lingkungan kepada warganya. Hal tersebut tampak jelas saat PSHT Ranting Bringin, Cabang Ngawi Pusat Madiun, menggelar kerja bakti massal di kawasan wisata Waduk Sangiran, Desa Sumber Bening, Kecamatan Bringin, pada Sabtu (27/9) pagi, dalam rangka memperingati World Cleanup Day 2025.
Sekitar 300 warga PSHT tumpah ruah, mulai dari Ketua Ranting dan pengurus, Forkompimcam Bringin, Koramil Bringin, Polsek Bringin, koordinator rayon, hingga Pamter Ranting Bringin serta beberapa kepala désa di wilayah kecamatan Bringin yang merupakan warga SH Terate. Mereka bahu membahu membersihkan area waduk sejak pukul 07.00 WIB. Dengan sabit, sapu, hingga karung, warga PSHT membersihkan rumput liar, menyapu dedaunan kering, lalu mengumpulkannya agar kawasan wisata tetap bersih dan nyaman.
Apel bersama sebelum Kegiatan kerja bakti
Kegiatan ini dilaksanakan serentak oleh 19 ranting se-Cabang Ngawi di Ranting masing - masing dan ini sesuai atas instruksi langsung Ketua PSHT Cabang Ngawi, Dwi Riyanto Jatmiko. Suasana guyub penuh semangat begitu terasa, seakan mengingatkan bahwa ajaran SH Terate bukan sekadar ilmu bela diri, melainkan juga pengamalan budi luhur.
Ketua PSHT Ranting Bringin, Rokho Mas Sukiman, saat di temui tim website désa dero, menegaskan bahwa kerja bakti ini adalah bukti nyata ajaran organisasi.
“Ini instruksi langsung dari Ketua Cabang Ngawi, sehingga kita wajib melaksanakannya. Lebih dari itu, kegiatan ini menegaskan bahwa insan SH Terate harus berbakti kepada Nusa dan Bangsa, serta ikut suko memayu hayuning bawana atau menjaga kelestarian alam,” ungkap Sukiman.
Lebih jauh, ia menekankan kegiatan ini juga menjadi sarana mempererat persaudaraan dan membangun sinergi dengan masyarakat sekitar. “Kalau lingkungan bersih, wisata terjaga, masyarakat pun ikut merasakan manfaatnya. Inilah wujud pengabdian kita,” tambahnya.
tampak para anggota warga SH Terate sedang menjumput sampah
Hal senada dirasakan Diesya(15) , warga PSHT Sub Rayon Krompol sekaligus atlet andalan Ranting Bringin. “Kami ingin menunjukkan bahwa warga SH Terate tidak hanya jago silat, tapi juga peduli lingkungan. Inilah cara kami mengamalkan ajaran budi luhur,” ujarnya penuh bangga.
Ia berharap kegiatan semacam ini terus berlanjut, bukan hanya saat momentum World Cleanup Day. “Semoga bisa menjadi agenda rutin agar Waduk Sangiran selalu bersih dan nyaman dikunjungi,” imbuhnya.
Dukungan juga datang dari Sigit Purnomo, anggota Polsek Bringin yang hadir bersama keluarganya. “Saya mendukung penuh kegiatan ini. Kebetulan istri dan anak saya juga warga SH Terate. Saya bangga melihat kebersamaan ini, karena PSHT bukan hanya organisasi bela diri, tapi juga wadah pembentukan karakter dan kepedulian sosial,” jelasnya.
tampak salah satu anggota TNI berbaur dengan anggota SH Terate
Menurutnya, gotong royong lintas elemen masyarakat adalah kunci menjaga kelestarian lingkungan. “Kalau semua bersatu seperti ini, menjaga lingkungan jadi lebih ringan. Semoga Waduk Sangiran bisa selalu bersih dan membanggakan warga Bringin,” pungkasnya.
Melalui aksi nyata ini, PSHT Ranting Bringin membuktikan bahwa pencak silat tidak berhenti pada jurus dan latihan fisik. Lebih dari itu, PSHT menghadirkan nilai pengabdian, kepedulian, dan persaudaraan yang memberi manfaat luas bagi masyarakat serta lingkungan.
Baca Juga Berita Sebelumnya: