Dero.desa.id – Tradisi Bersih Desa kembali dilaksanakan oleh masyarakat Desa Dero, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, pada 14 –16 September 2025 lalu. Agenda yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut ini menjadi momentum penuh makna, bukan hanya sebagai wujud bakti kepada leluhur, melainkan juga sarana mempererat persaudaraan, menjaga sumber kehidupan, dan melestarikan budaya yang diwariskan secara turun-temurun.
Rangkaian kegiatan diawali pada Sabtu (13/9) dengan kerja bakti membersihkan empat makam, satu sendang, serta punden desa. Warga bergotong royong membersihkan area yang dianggap sakral itu dengan penuh semangat. Selain menjaga kebersihan, kerja bakti ini menjadi simbol penghormatan kepada para leluhur yang diyakini telah membuka dan merintis kehidupan di Desa Dero.
Dzikir, Tahlilan & Doa Bersama di Pendopo Kantor Désa Dero
Memasuki Minggu Wage (14/9), masyarakat kembali berkumpul untuk melakukan ziarah kubur di lokasi yang sama. Doa bersama dipanjatkan bagi arwah leluhur agar senantiasa diberi tempat terbaik di sisi Tuhan, sekaligus sebagai ungkapan syukur atas limpahan rezeki dan keselamatan. Malam harinya, tepat pada malam Senin Kliwon, warga melanjutkan dengan Dzikir dan tahlil serta doa bersama di kantor desa. Acara ini kemudian diteruskan dengan tirakatan di Sendang Beji, yang terletak di area Waduk Pondok, hingga dini hari. Tirakatan ini menjadi simbol perenungan sekaligus doa agar kehidupan masyarakat desa senantiasa dalam keberkahan.
Foto Bersama Forkompimcam dengan Perangkat Desa Dero di Sendang Beji
Pada Senin pagi (15/9), warga menggelar ritual utama yaitu penyembelihan kambing di Sendang Beji. Dilanjutkan dengan prosesi keduk Beji, yakni menguras sumber mata air agar tetap bersih dan normal. Tradisi ini diiringi alunan gamelan dan lantunan sinden, menambah khidmat sekaligus semarak suasana. Warga yang terjun ke sendang dipercaya membersihkan kotoran, tanah, maupun sampah agar aliran air kembali jernih.
Perlu diketahui, Sendang Beji bukanlah sembarang sumber air. Sejak dahulu, mata air ini telah menjadi penopang utama pengairan sawah di wilayah selatan Waduk Pondok. Kini, fungsinya meluas sebagai sumber air rumah tangga di Desa Gandong, Desa Suruh, dan terutama Desa Dero. Dengan demikian, membersihkan sendang bukan hanya ritual budaya, melainkan juga bentuk nyata menjaga kelestarian lingkungan dan sumber kehidupan masyarakat.
Foto bersama Sinden dengan Kepala Desa dan perangkat Désa bersama istrinya
Setelah prosesi keduk Beji, kegiatan dilanjutkan dengan selamatan dan doa bersama serta langen tayub. Menariknya, pada siang hari hanya dilakukan tiga putaran langen tayub, sedangkan malam harinya acara ini digelar lebih meriah dan biasanya berlangsung hingga dini hari. Kegiatan tersebut menjadi hiburan rakyat sekaligus sarana memperkuat kebersamaan.
Sebagai penutup, rangkaian Bersih Desa Dero 2025 ditutup dengan pengajian umum pada Selasa malam (16/9). Momen ini menjadi puncak doa bersama, menegaskan bahwa setiap rangkaian acara tak lepas dari nilai religius, sosial, dan budaya.
Kepala Desa Dero, Ariyadi, dalam keterangannya kepada tim website desa menuturkan bahwa Bersih Desa bukan sekadar tradisi tahunan, melainkan warisan luhur yang sarat makna. “Bersih Desa adalah wujud syukur atas berkah yang kita terima, sekaligus menjaga warisan leluhur yang telah memberi kehidupan bagi kita semua,” ujarnya.
Foto Bersama Forkompimcam, Kepala Desa, Perangkat Desa dan mubaligh saat pengajian umum
Ia menambahkan, tradisi ini juga mengajarkan nilai kebersamaan. “Warga dari berbagai kalangan ikut terlibat, bergotong royong, dan saling mendoakan. Inilah yang membuat kebersamaan Desa Dero tetap terjaga,” imbuhnya.
Ariyadi berharap, Bersih Desa ke depan tetap dilestarikan generasi muda. “Kami ingin anak cucu kita tidak hanya tahu, tetapi juga merasakan bagaimana nilai budaya ini menyatukan kita, menjaga alam, serta menghormati leluhur,” pungkasnya.
Baca Juga Berita Sebelumnya:
Ahli kunci karangjati |
---|
20 September 2025 10:42:43 MANTAP |