Dero.desa.id - Kesenian tradisional Tayub, yang memiliki akar budaya yang kuat di Jawa Timur, terus berlanjut dan lestari di Desa Dero, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi. Meskipun sering kali mendapat pandangan negatif dari masyarakat, para penari dan musisi tayub tidak menyerah untuk menghidupkan seni ini.
Salah satu kelompok tayub yang terkenal di daerah ini adalah tayub dari Bojonegoro yang dikenal dengan nama "Ngudyo Laras". Dalam acara hajatan salah satu warga dusun Dero Lor, Bapak Taman, tayub Ngudyo Laras yang dipimpin oleh Pak Toko sedang menghibur para tamu dengan penuh semangat dan keahlian mereka.
Tayub Ngudyo Laras tidak pernah tampil sendirian, mereka selalu didampingi oleh penari yang disebut waranggono dalam Bahasa Jawa. Keempat penari ini mempesona penonton dengan gerakan lemah gemulai mereka, yang menambah keindahan pertunjukan Tayub.
Meskipun kesenian Tayub memiliki sejarah panjang dan merupakan warisan budaya yang sangat berharga, tidak sedikit masyarakat yang masih memandangnya dengan pandangan negatif. Beberapa kalangan menganggapnya sebagai kesenian "kampungan" atau hanya untuk hiburan yang kurang sopan.
Para penari atau waranggono ( bahasa Jawa)
Namun, para penari dan musisi Tayub tidak terpengaruh oleh pandangan negatif tersebut. Mereka terus berjuang untuk menjaga dan mengembangkan kesenian ini, sekaligus mengenalkan kekayaan seni budaya yang dimilikinya kepada masyarakat yang lebih luas.
Tayub Ngudyo Laras adalah salah satu contoh kelompok yang berkontribusi dalam mempromosikan keragaman kesenian Tayub. Selain tayub dari Bojonegoro, masih banyak kelompok tayub dari daerah lain yang tidak kalah menarik dan memikat.
Para Perangkat Desa Dero, menerima sampur dari waranggono sebagai penghormatan
Keragaman kesenian Tayub dapat ditemukan dalam berbagai aspek, seperti gerakan penari, alat musik yang digunakan, kostum, serta lirik dan melodi lagu-lagu yang dinyanyikan. Setiap kelompok tayub memiliki ciri khasnya sendiri, yang membuat kesenian ini semakin menarik dan istimewa.
Para penari dan musisi tayub berharap agar masyarakat dapat lebih menghargai kesenian ini dan melihatnya sebagai bagian penting dari warisan budaya yang harus tetap dilestarikan. Melalui pertunjukan dan upaya promosi yang lebih masif, diharapkan pandangan negatif masyarakat terhadap tayub dapat berubah.
Para tamu undangan sedang berjoget ala tayub di iringi waranggono
Kesenian tradisional Tayub tetap bertahan dan berkembang di tengah keberagaman budaya modern. Dero, sebuah desa kecil di Kabupaten Ngawi, menjadi saksi hidupnya seni ini yang memancarkan pesona dan kekayaan budaya Jawa Timur dan di Indonesia Umumnya.
Tonton videonya Klik Disini
Baca Juga Berita Sebelumnya: