Dero.desa.id - Megengan atau tradisi menjelang ramadhan masih dilakukan sebagian orang berdarah Jawa. Salah satunya di desa dero. Sebagian masyarakat selalu menyediakan kue apem untuk tradisi megengan.
Megengan sendiri merupakan bahasa Jawa yang artinya menahan. Megengan juga biasa disebut unggahan, yang berarti naik. Makna dua kata tersebut adalah bersyukur dan berdoa sebelum naik/memasuki bulan suci ramadhan.
Baca Juga:
"Megengan ini sebagai ungkapan rasa syukur dan suka cita dari masyarakat dero dalam menyambut bulan ramadhan. Yakni dengan berbagi rezeki. Biasanya dilakukan sebelum ramadhan," kata Kasmun, tokoh masyarakat di dero, Rabu (23/03) malam.
Dalam tradisi megengan, ada sejumlah makanan khas yang disajikan. Salah satunya apem. Jajanan kue tradisional ini merupakan hidangan wajib megengan.
Menurut Kasmun, apem diambil dari kata affan atau afwan (Bahasa Arab) yang berarti maaf atau pengampunan. Sehingga, masyarakat menganggap apem sebagai simbol meminta ampun kepada Allah SWT sebelum memasuki bulan suci ramadhan.
"Apem memiliki makna simbol yang sederhana. Karena dibuat dari bahan yang sangat sederhana," papar Kasmun.
Adapun bahan dasar yang digunakan untuk membuat kue apem adalah tepung beras, tape singkong, santan dan gula. Adonan apem dicetak dengan cetakan kemudian dikukus. Sebagian masyarakat memilih untuk menggoreng kue tersebut usai dikukus.
"Biasanya, kue ini dibikin saat selametan di rumah, lalu dibagikan bersama orang terdekat jelang ramadhan," pungkas Kasmun.
Baca Juga Berita Sebelumnya: