dero.desa.id - Desa Dero, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, menjadi pusat perhatian pada Sabtu (6/9) malam saat menggelar Grebeg Maulud Nabi Muhammad SAW. Sebanyak 26 gunungan turut serta dalam acara penuh makna ini. Gunungan tersebut berasal dari 22 RT di Desa Dero, 1 gunungan dari Pemerintah Desa (Pemdes), 1 dari BPD, 1 dari musholla, serta 1 gunungan dari Masjid Jami’ Baithus Sholikin.
Kemeriahan semakin terasa dengan kreativitas warga dalam menghias gunungan. Tak hanya berupa tumpukan hasil bumi dan jajanan pasar, gunungan kali ini juga menampilkan replika Masjid Nabawi, gunungan perahu, kerbau, naga, hingga pondok kecil, lengkap dengan lampu kelap-kelip yang memikat mata ribuan penonton. Rute kirab dimulai dari kantor Desa Dero, berkeliling jalan utama, hingga berakhir di halaman Masjid Jami’ Baithus Sholikin.
Kepala Desa Dero, Ariyadi, saat ditemui tim website desa, menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya acara ini.
Replika kerbau yang berisi jajanan pasar
“Ia mengatakan, kegiatan Grebeg Maulud di Desa Dero sudah memasuki tahun keempat. Ia memaparkan, tradisi ini bukan hanya bentuk syiar agama, tetapi juga sarana mempererat persaudaraan dan gotong royong antarwarga. Ia berharap kegiatan ini bisa terus dilestarikan dan menjadi ikon budaya religius Desa Dero,” ujarnya.
Tak hanya warga setempat, acara ini juga menarik perhatian masyarakat dari luar desa. Aryani, penonton asal Campursari, Karangjati, mengaku kagum. “Ia mengungkapkan rasa senangnya bisa menyaksikan kirab gunungan yang begitu meriah. Ia menjelaskan, kreativitas warga Desa Dero luar biasa, terlihat dari bentuk-bentuk unik gunungan yang ditampilkan. Ia menambahkan, kegiatan ini juga memberi pelajaran tentang pentingnya kebersamaan. Ia juga berharap tradisi seperti ini bisa menginspirasi desa lain,” tuturnya.
Hal senada disampaikan Subrianti dari Desa Legowetan. “Ia mengatakan, Grebeg Maulud di Desa Dero bukan hanya tontonan, tetapi juga tuntunan karena disertai doa dan sholawatan. Ia menambahkan, kegiatan ini memperlihatkan bagaimana masyarakat menjaga tradisi dan religiusitas. Ia juga berharap kegiatan serupa dapat terus berkembang setiap tahun,” ungkapnya.
Acara puncak ditutup dengan sholawatan dan doa Yaumul Qiyamah, dilanjutkan dengan tradisi rebutan jajanan gunungan yang disambut antusias masyarakat. Malam itu, Desa Dero tidak hanya memancarkan semangat kebersamaan, tetapi juga cahaya religius yang menyejukkan hati seluruh warga.
Tonton Videonya, Klik disini
Baca Juga Berita Sebelumnya: